Kamis, 11 Mei 2017

Cinta Gadis Introvert

Pagi ini aku baru bangun dari tidur lelapku. Seperti biasa, setelah bangun tidur aku langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhlu. Setelah selesai sholat subuh aku langsung membantu ibuku bersih-bersih rumah, baru setelah itu aku bersiap-siap berangkat kerja. Tapi hari ini aku akan berada dirumah saja. Karena hari ini libur kerja. Cukup menyenangkan, aku bisa bersantai membaca buku , nonton tv atau asyik di jejaring sosial dirumah untuk mengistirahatkan badan dan otakku. Cukup sederhana kan kegiatanku kalau dirumah? Ketika aku sedang mencuci piring aku melihat kak Sally keluar dari kamarnya. Dia baru bangun tidur, kak Sally emang sedikit pemalas tapi bertanggung jawab kok. Setelah selesai solat dia juga membantuku mengerjakan pekerjaan rumah. Dan juga membantu ibu memasak didapur. Pukul 09.00, pekerjaan rumah sudah selesai aku sedang asyik menonton acara tv. Tiba-tiba pintu kamar kakak terbuka. Kak Sally keluar sudah dalam keadaan cantik, rapi dan wangi. Sepertinya, mau pergi. "Rapi bgt kak, mau kemana?" tanyaku. "Keluar sama temen kakak Vel, ibu mana?"jawabnya. "Di rumah tante, katanya Syifa lagi sakit..." "Oh gitu, pamitin ke ibu ya? kakak dah ditunggu soalnya..." " Emang ngga bisa ke rumah tante dulu, orang rumah tante cuma berjarak 5 m dari rumah kita. Apa susahnya sih pamit..." "Bukan gitu Velly, temen2 kakak tuh dah pada berisik di What's App ..." "Ya udah dech sana berangkat, hati2 di jalan..." "Iya, assalamu'alaikum...." ^Wa'alaikum salam...." Kak Sally pun pergi, sementara aku kembali asyik nonton tv sambil main di jejaring sosial. Ketika aku membuka facebook, ternyata kak Sandi orang yang dulu pernah aku sukai memposting status. Katanya dia baru putus dari pacarnya. Aku tersenyum membacanya. Jahat ya? ngga brmksud gitu kok. Itu artinya aku kembali punya harapan. Aku hendak berkomentar di statusnya itu, namun aku takut dia akan mengabaikannya seperti yang sudah2. Setelah aku berpikir, tidak ada salahnya aku berkomentar menunjukan kalau aku peduli sama orang lain apalagi sama dia.Setelah aku mengirim komentar, aku menunggu balasan darinya. 1 menit, 2 menit, 3 menit, dan seterusnya, ternyata kak Sandi tak membalasnya, ahh ya sudah. Akhirnya aku mengabaikannya dan sibuk dengan yang lain. Tiba2 ibu datang dan duduk di kursi sampingku. "Syifa gimana bu?" "Ngga kenapa2 kok, cm meriang aja..." "Ohh gitu..." "Kakakmu mana?" "Ya biasa lahh bu, kakak kn ngga betah di rumah, ya pergi lahh sama temen2nya..." "Ya ampun tuh anak bner2, pagi2 dah pergi pulangnya ntar malam, udah dibilangin masih aja kaya gitu..."kata ibu dengan ekspresi putus asa. Aku memandangi wajah ibu sebentar, lalu beralih ke tv lagi. Aku beranjak dari depan tv menuju ke kamar. Ku tinggalkan ibu yang sedang fokus menatap ke tv. Ku kunci kamarku agar tidak ada yang mengganggu ketenanganku. Aku segera menyambar sebuah buku yang tergeletak di atas meja. Buku ini adalah bacaan favoritku. Bukan berisi tentang cerita cinta yang menurutku sedikit berlebihan. Tapi berisi tentang pengetahuan, lebih tepatnya ilmu psikologi. Entah kenapa aku menyukai bacaan yang seperti itu, apalagi beberapa buku yang mengulas tentang kepribadian introvert, rasanya buku itu seperti menceritakan tentang diri aku sendiri. Mungkin si penulis ini sama2 introvert juga kali ya? sama seperti aku. Tak terasa hari sudah mulai sore, aku mendengar suara mobil di depan rumah. Aku membuka pintu. Oh, ternyata kak Sally sudah pulang. Tumben jam segini dah sampai rumah. " Tumben jam segini dah pulang kak..." kataku. "Capekk..." jawabnya singkat sambil melangkah menuju kamarnya. "Emang abis dari mana?" tanyaku mengikuti langkahnya. "Dari rumah Arin, anaknya ulang tahun. Nahh kakak bantuin disana. Ini baru selesai..." "Kok ngga ngmong sama aku sih kak? aku kn juga knal sama kak Arin..." " Ngpain aq ngajak km? acara ultah Arai cm kyak gitu doank, lagian km kn ngga suka keramaian..." " Iya sih, tapi..." "Kakak capek, mau mandi, badan kakak bau dan lengket" ucapnya memotong ucapanku. Esok hari aku yang sudah siap berangkat kerja sedang menunggu kakak yang masih ada di kamarnya. Aku menunggu kakak di ruang tamu sambil memainkan hp yang ada di tanganku. Akhirnya kakak keluar juga dari kamarnya. Kami berpamitan sama ibu untuk berangkat kerja. Setiap hari aku dan kakak memang selalu berangkat bersama. Didalam mobil kami berbincang-bincang sampai di tempat kerja.Akhirnya sampai juga. Sebenarnya kak Sally memiliki toko bunga. Dan aku kerja sama kakak sekalian membantu juga sih, karna toko bunga pnya kak Sally lumayan besar. Sejujurnya aku sedikit iri sama kak Sally. Dia sedikit pemalas tapi beruntung. Cantik, tinggi, putih, pintar bergaul, dan punya otak encer sehingga dia bisa merintis usaha bunga sampai seperti ini. Beda denganku. Kata orang aku memang mirip sama kakak, sama2 cantik, tinggi, dan otakku juga ngga kalah encer dari dia, tapi kulitku hitam, dan juga aku tak terlalu pintar bergaul sehingga aku hanya sedikit memiliki teman. Aku duduk melamun menatap kak Sally yang sibuk mengisi data2 penjualannya. "Kenapa kamu menatap kakak seperti itu? jangan melamun, bagaimana kalau nanti ada orang yang mau beli bunga, tapi ngga jadi gara2 melihat ekspresi kamu yang seperti itu" kata kakak sambil tetap menatap ke arah kertas yang ada di hadapannya. "Emang ekspresiku kenapa?" tanyaku. " Kayak orang yang ngga pny ekspresi..." jawabnya seenaknya. Dan aku hanya diam. "Kenapa sih Vel?" tanya kak Sally lagi. "Ngga ada apa2 kok kak"Jangan bohong, aku kakakmu aku tau kamu seperti apa..." "Beneran ngga ada apa2 kak..." jawabku pergi dari tempat dudukku tadi mencari kesibukan. Dan kak Sally hanya menatapku dengan heran. Kak Sally tau prcuma memaksa aku. Waktu cepat brlalu, sudah saatnya aku dan kak Sally pulang ke rumah. Kami segera menutup toko. Ketika di mobil tiba2 hp ku berbunyi tanda ada yg menelponku, dan ternyata itu dari Fira, sahabatku. "Halo, assalamu'alaikum..." kataku pada orang yang di seberang sana. "Halo, wa'alaikum salam..." jawabnya. " Ada apa Fir?" "Sehabis isya' nanti temenin cari sepatu donk, soalnya mau di pake besok pagi, sepatu yang biasa gw pakai udah rusak..." ^Kok mendadak bgt? kenapa ngga cari dari kemarin2?" "Waktu yg gw punya cuma entar malam, kemarin2 tuh kalau malam acara gw tuh adaa aja... sibuk" " Udah jadi orang sibuk aja lo ya Fir? emang besok ada acara apa?" "Buat presentasi di tempat kerja gw, ketemunya sama orang2 pnting, masa gw pakai sepatu butut, kn ngga pantes..." "Ya iya dech, entar gw temenin, tapi lo yg ke rumah gw ..." " Iya iya beres.. Ya udah gitu aja gw tutup telponnya, bye..." ttuutt ttuuttt ttuutt Pukul 19.00, aku sudah bersiap-siap, tinggal menunggu kedatangan Fira. Akhirnya Fira datang dengan bawa mobil merah kesayangannya. Aq pamit pergi sama ibu dan kakak . Di dalam mobil Fira bercerita panjang lebar, sampai2 aq ngga di beri kesempatan untuk ngomong. Maklumlah, Fira itu anak yang sangat cerewet beda bgt sama aku yang lebih banyak diam . Dia selalu nemu aja bahan untuk di ceritain. Fira memarkirkan mobilnya. "Sampai..." kata Fira " Loh Fir, ngpain lo bawa gw ke kafe? mau cari sepatu di kafe? ya ngga ada lahh.." " Gw juga tau kali ngga ada sepatu disini. Maafin gw Vel, gw bohong sama lo, abis klo gw ngga ngelakuin ini pasti lo ngga mau..." "Terus ngapain lo bawa gw kesini? ngg mngkin kn lo ngajakin gw dinner?" "Gw mau ktemu sama cowo, lo tau kn nyokap gw kayak gimana? Dia ngga bakalan ngijinin gw prgi malam2 gini klo ngga sama lo, gw diperlakukan kyak anak kcil. yang ngga ngrti apa2..." " Lahh terus gw lo jadiin obat nyamuk gitu?" " Ya ngga lah Vel, cowo gw bawa tmen kok, so lo ngga prlu ngerasa jdi obat nyamuk..." " Ya kn gw malu,gw juga ga knal sama cowo lo..." " Ngga usah malu lahh, mereka brdua udah di dalam nih..." kata Fira sambil narik aku. Sekarang aku dan Fira sudah duduk dihadapan dua orang cowok yang menurutku tampan. Tapi salah satu diantara mereka adalah pacarnya Fira. "Yank, kenalin ini teman aku yang aku ceritain tadi, namanya Veli..." kata Fira pada cowo yang ada di hadapannya . "Veli, ini Dylan cowo aku, dan yang disebelahnya ini teman kami namanya Widi." kata Fira padaku. Lalu aku bersalaman dengan dua orang cowo itu. Kalian tau apa yang aku rasain? nerveous bgt, beneran. Lalu kami semua ngobrol tapi aku lebih banyak diam.Ya karena aku belum kenal sama mereka. " Mm... Vel, gw tiba2 pngin makan bakso nih, gw sama Dylan pergi cari bakso dulu ya? lo disini aja sama Widi, ngobrol2 apa gitu ya.. nanti gw balik lagi kok..."kata Fira sambil menarik Dylan. "Fir, fir..." kataku memanggil Fira tapi dia cuek aja. "Udah lah biarin aja, lo aman kok sama gw..." kata Widi tenang. Dan aku jadi gugup sekarang. Pada awalnya kami sering terdiam kehabisan bahan pembicaraan, tapi Widi pintar bikin aku ngomong, jadi sekarang aku ngga begitu gugup sama dia, malah rasanya aku nyaman bgt seperti udah kenal lama.Bahkan aku sering ketawa sama dia.Kita berdua juga sudah bertukar no hp. Ternyata dia pintar dekat sama cewe introvert kayak aq. Aku melirik ke arah jam tangan yang aku pakai. Ternyata sudah menunjukkan pukul 22.00. Aku mulai gelisah, karena Fira dan Dylan belum juga muncul. " Kayaknya mereka dah pulang dech, masa makan bakso aja sampai 1 jam lebih, apalagi sekarang udah malam..." kata Widi. "Iya sih, gw sms ngga d bales, tapi kalau Fira beneran ninggalin gw, itu artinya dia kelewatan bgt sama gw, kan gw kesini bareng dia, kalau dia dah pulang gw mau naik apa malam2 begini..." kataku dengan cemas. "Ngga usah cemas, kn ada gw , gw anterin sampai rmah..." kata Widi menenangkan. Aku senang mendengarnya. " Pulang sekarang aja yuk? ini dah malam bgt, lagian gw pngin istirahat juga" kataku. "Ya udah, ayo kita pulang..." jawab Widi. Dan akhirnya aku pulang diantar Widi. Begitu sampai didepan rumah. " Terima kasih ya? " kataku pada Widi. " Iya, rumah km dah sepi..." jawabnya. "Iya, kayaknya udah pada tidur..." "Ya udah aku pulang ya..." "Hati2 di jalan, kalau sampai rumah sms aq ya?" "Iya..." Dan aku masuk ke rumah dengan bahagia. Tapi kalau mengingat Fira aku langsung mendongkol.'Awas aja lo Fir' kataku dalam hati. Tiba2 hp ku berbunyi.Nah, ini dia orang yang bikin aq dongkol. "Fir, lo dah pulang ya?" kata ku di telfon. "Maafin gw Vel, gw lupa..." jawabnya. "Lupa atau sengaja? " "Ya lupa lah, tpi lo dah pulang?" " Udah, bner2 kelewatan lo ya?" "Maafin gw donk Vel... Lo diantar pulang sama Widi kn? lo aman kn?" " Ya iya lah, gw aman, gw diantar sama Widi..." "Seneng dong lo, diantar pulang sama cowo seganteng dia..." "eee ya, biasa aja gw..."jawabku terbata. "Kok lo jawabnya terbata gitu? lo suka pada pndangan pertama ya sama dia.." " Ngga kok..." " Beneran? tadi gw ngeliat lo nerveous gitu loh di hadapan dia..." "Emang kalo nerveus itu berarti gw suka sma dia gitu? ngga kan?" "Ya ngga juga,tapi gw liat mata lo berbinar, udah ngaku aja susah bgt, lagian ya, kayaknya dia juga suka dech sama lo..." "Sotoy lo, mana ada cowo yang suka sama cewe introvert kyak gw..." " Jangan begitu introvert itu ada di dalam diri manusia juga.. " " Ahh udahlah, gw capek gw mau tidur dulu..." "Mau tidur apa mau mikirin Widi? " "Terserah lo dech..." ttutt ttutt ttutt "Capek berdebat sama cewe kayak Fira, ngga mau ngalah, tapi kayaknya Fira bner gw suka sama Widi pada pandangan prtama" kata ku pada diri sendiri. Hpku bergetar tanda sms masuk. Ternyata Widi mengabarkan kalau dah sampai rumah. Lalu aku tidur dengan lelap. Sejak saat itu , gw jadi sering smsan sama Widi.Dua bulan berlalu. Hubungan aku sama Widi mjd dekat dan semakin dekat. Bahkan kami sering jalan berdua, hanya berdua tanpa Fira ataupun Dylan. Dan setiap hari dia rutin mengsms aku dan aku selalu menunggu sms dari dia. Perasaan yang sungguh indah. Seperti saat ini aku sedang dinner berdua dengan Widi di restoran favorit aku. Menurut aku ini sangat romantis karena di malam minggu seperti ini aku sedang berdua dengan orang yang aku sukai. Benar2 menyenangkan. Obrolan kami yang semula ringan kini berubah mjd serius. Tiba2 dia menggenggam tanganku. Dan efeknya aku mjd nerveous. "Veli, aku mau ngomong sama kamu..." kata nya dia terlihat nerveous. "Dari tadi kita kn dah ngomong..." jawabku. " Tapi kali ini aku lebih serius..." " Oke, mau ngomong apa? " "Da dari awal kita bertemu , aku aku suka sama kamu" katanya menggenggam tanganku. " Mau ngga jadi pacar aku?" lanjutnya. Hatiku mencelos kegirangan. Aku mengangguk. "Aku juga udah suka sama kamu dari awal..." kataku.Dia begitu bahagia mendengarnya. Sejak saat itu kami pacaran. Pulang dari dinner aku ngasih tau Fira kalau aaku dah pacaran sama Widi. Fira pun bahagia mendengarnya. 1 tahun kemudian... Sekarang keadaan aku , ibu , dan kak Sally sudah berubah. Aq dan ibu tdk lagi satu rumah dengan kak Sally. Dia sudah menikah jadi dia hidup bersama suaminya. Tapi aku masih bekerja di toko bunganya. Saat ini kak Sally sedang mengandung anaknya yang pertama. Usia kandungannya sudah menginjak bulan terakhir yaitu ke 9. Jadi sebentar lagi kakak bakalan jadi ibu. "Kak, aku kasian sama keponakan aku di perut kakak, masa udah usia ke 9 masih di ajak kerja , kakak gimana sih?" " Ya ngga apa2 donk, kakak biasa kerja jadi bingung kalau ngga ngapa2in..." "Ya udah kalau kakak capek kakak diam aja ya, biar aku yg ngurus semuanya aku bisa kok..." " Ya udah kakak capek kakak percayain sama kamu..." " Oke.." Akhirnya aku yang menghandle pekerjaan kakak sampai pulang. Hari ini hari Minggu, hari yang cerah. Aku dan Fira sedang jogging bersama supaya ttp sehat. Ketika sedang asyik lari kecil, tiba 2 aku merasa hp ku bergetar. Widi menelponku. "Halo yank.." "Halo, nanti kamu ngga ada acara kn? " " Ngga , kenapa ? kangen sama aku ya?" " Yaiyalah, kan aku cinta sama kamu" "Gombal" " Nanti jam 9 kamu datang ke taman kota ya Aku dah titip kado ke kak Sally, nanti km pakai y?" " Emang ada apa dan kado apa? kan aq ngga ultah?" " Udah datang aja, dan jangan lupa, ajak Fira juga karena aku juga ngajak Dylan." " Ya iya. nanti aku datang" ttutt ttutt ttutt " Wiidi ya?" "Iya, ngajakin kita ke taman kota jam 9, kira2 ada apa ya? ^Ngga tau, bikin penasaran aja tuh orang..." Aku melihat kearah jam tangan. Jam menunjukkan pukul 07.00. Aku ngjak Fira pulang karena aq dah capek. Aku sekarang sedang duduk di kursi yang didepannya meja yang berisi makanan, dan didepan aku duduk seorang lelaki yang tampannya melebihi artis korea. Dia menakai jas berwarna putih sama dengan gaun yang aku kenakan, yang juga adalah pemberiannya. "Kamu cantik sekali memakai gaun itu..." katanya. "Kamu juga sangat tampan..."kataku singkat. " Dimana Dylan dan Fira?" " Aku juga menyiapkan tempat untuk mereka , mungkin sdg mesra2an..." "Oh.begitu..." "Ngga kerasa ya kita pacaran udah setahun? " " Ya, ternyata sudah cukup lama juga... " jawabku. " Aku sangat berterima kasih karna kamu dah mau terima aku apa adanya.." "Justru aku yang harusnya berterima kasih sama kamu yank, karena kamu dah mau pacaran sama cewek yang kuper, introvert dan pny segudang kekurangan seperti aku..." "Jangan seperti itu, aku justru bangg a pny kamu..."jawabnya. "Aku juga bangga pnya km.. " "Karena kebersamaan kita yang aku rasa cukup untuk saling memahami satu sama lain, aku beranikan diri utk melakukan ini.."katanya Lalu merogoh sesuatu di saku jasnya. " Maukah kau menikah denganku?" kata Widi sambil membuka kotak cincin yang baru saja dikeluarkan dari saku jasnya. Aku langsung menutup mulutku karena tak jub dengan apa yang barusaja terjadi. Aku mengangguk dan mengatakan "Ya, aku mau menikah denganmu". Lalu aku mendengar suara orang bertepuk tangan sambil mengucap "alhamdulillah" secara serentak. Dan ternyata itu Dylan, Fira, kak Sally dan suaminya, ibu, kedua calon mertuaku, dan beberapa teman lain. "Yank, kita lebih dulu pacaran, tapi mereka duluan yang mau nikah, kapan mau lamar aku? " kata Fira ke Dylan. "Sebentar lagi ya sayang, kamu yang sabar..." kata Dylan sambil mengusap rambut Fira. Fira hanya mengangguk. "Ada yang iri ternyata" kataku. "Aduh!!" kata kak Sally smbil memegang perutnya. "Kamu kenapa sayang?" tanya kak Sandi suaminya. " Air ketubannya pecah" kata Widi dengan sedikit panik. "Sepertinya aku mau melahirkan" Semua orang panik dan cepat2 membawa kak Sally ke RS. ~SELESAI~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar